ceritaislami part 2; cerita islami part 1; Cerita Pendek: Cinta Sejati; cerita cinta bagus; Cerita Pendek: Cinta Sejati; cerita cinta tak harus memliki; Cerpen Persahabatan; Cerita Pendek (Cerpen): Masihkah Ada Persahabatan) cerita pendek untuk persahabatan; Cerita Pendek tentang Persahabatan; Mimpi Buruk Akhir dari Persahabatan Ku Memiliki sa
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ibu...Saat kuterlahir ke dunia,Kau pertaruhkan jiwa dan ragamu,Tak peduli dengan nyawa dikandung badan,Asal kuterlahir sempurna menjadi manusia besarkan aku dengan asihmu,Tak pernah marah, saat ku salahTak pernah lelah, saat kuperintahRasanya, kau tak rela melihat diriku jika tak pahlawan hidupku, pahlawan sejatikuKasihmu yang tulus sepanjang masa,Kan kukenang selamanya,Tanpa lupa berusaha membalasnya. Ibu...Harta dan tenagaku, tak cukup untuk membalas jasamuHanya saja aku memiliki seuntai asa,Ingin berbagi kebahagian denganmu,Tanpa mengenal waktu. Lihat Puisi Selengkapnya
Admin Ayohijrah. July 11, 2023. Indonesia adalah negeri yang kaya akan cerita inspiratif. Salah satu cerita inspiratif yang patut kita contohi adalah kisah Ibuku Pahlawanku. Seorang ibu yang berjuang mati-matian untuk meraih cita-citanya dan memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya.
IBUKU PAHLAWANKU Oleh Adi Supriawan Setiap kita adalah anak yang dilahirkan melalui rahim seorang ibu. Ibu merupakan orang tua selain ayah yang telah melahirkan dan mendidik kita sehingga menjadi besar dan berpendidikan serta meraih gelar maupun jabatan. Tentulah di setiap benak orang tua menginginkan anak-anaknya cerdas, berwawasan luas dan bertingkah laku baik, berkata sopan dan kelak suatu hari anak-anak mereka bernasib lebih baik dari mereka, baik dari aspek kedewasaan pikiran, kondisi ekonomi, agama maupun status sosial. Tidak peduli seberapa besar tenaga yang dihabiskan, tidak pula khawatir seberapa banyak uang yang harus dikeluarkan demi mengantarkan anak-anak mereka ke pintu gerbang kesuksesan sesuai dengan profesinya. Hanya satu harapan terpenting dari mereka adalah melihat anaknya dapat hidup bahagia. Sejatinya, mereka tidak mengharapkan imbalan sedikitpun dari anak-anaknya. Tetapi apa yang mereka dapatkan? tidak sedikit dari anak memperlakukan orang tua dengan balasan perlakuan yang tidak menyenangkan hati mereka. Ada ungkapan yang mengatakan kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang jalan. Tentulah ungkapan ini tidak berlebihan karena begitulah kebanyakan pada kenyataannya. Mereka rela banting tulang, kerja keras, peras keringat demi anak-anaknya dan tidak ingin melihat anaknya bersedih. Di dalam buku “surga di depan mata”, sebuah kisah nyata berasal dari kota kecil di Taiwan, diceritakan bahwa ada seorang pemuda cerdas, rajin dan cukup menyenangkan. Beberapa tahun baru lulus kuliyah dan bekerja di perusahaan swasta dengan gaji yang lumayan besar. Pemuda ini tipe yang humoris dan gaya hidup sederhana sehingga menyebabkan banyak orang yang senang bergaul dengannya. Di rumahnya tinggal seorang wanita tua, sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti luka bernanah yang baru kering. Rambutnya tinggal sedikit di bagian kiri dan belakang. Mukanya cacat seperti luka bakar. Wanita tua itu seperti monster menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan keluar dari kamar kalau tidak ada keperluan penting. Wanita itu adalah ibu kandung dari pemuda tersebut. Meskipun demikian, wanita tua tersebut tetap melakukan aktivitas sehari-hari sebagai ibu rumah tangga. Mulai dari membereskan rumah, pekerjaan dapur, dan lain-lain. wanita tua itu juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada pemuda itu. Namun pada kenyataannya pemuda itu sulit untuk menerima keadaan ibunya yang memiliki cacat dan menyeramkan. Setiap kali ada teman yang bertanya “siapa wanita cacat” di rumahnya, ia selalu menjawab, “wanita itu adalah pembantu yang dulu ikut ibuku dulu sebelum meninggal. Ia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kesian”. Tentulah ucapan sang pemuda ini membuat wanita tua tersebut menjadi sedih, tetapi ia hanya bisa diam dan menelan pil pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar kamarnya, takut anaknya tidak bisa menjelaskan pertanyaan dari teman-temannya tentang dirinya. Hingga suatu hari wanita tua itu jatuh sakit parah hingga tidak dapat lagi bangun dari tempat tidurnya. Pemuda itupun mulai kerepotan mengurusi rumah dan menggantikan pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh ibunya. Ditambah ia harus menyiapkan obat-obatan buat sang ibu sebelum dan sesudah pulang kerja. Keadaan ini membuat sang pemuda semakin jengkel dan suka marah-marah. Suatu hari, ia mengacak-acak lemari ibunya, ia melihat kotak kecil. Di kotak itu hanya terdapat foto dan lembaran koran yang sudah usang. Tidak seperti dugaan sebelumnya berisi perhiasan. Dalam foto itu tampak seorang wanita cantik dan potongan koran itu memberitakan Seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobosi api yang sudah mengepung rumah. Sang wanita “ibu muda” menderita luka bakar sedangkan anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun. Walau potongan koran dan foto itu sudah usang, tapi ia cukup dewasa untuk mengenali siapa ibu muda cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan Koran tersebut. Tiada lain wanita itu adalah ibunya kandungnya. Wanita yang sekarang terbaring tak berdaya, sering dimarahi serta tidak diakui keberadaanya sebagai ibu karena keadaan yang membuatnya malu. Padahal cacat yang diderita ibunya disebabkan oleh dirinya ketika masih kecil. Spontan air matanya mengalir tanpa dapat dibendung. Dengan menggengam foto dan potongan koran itu, dia berlari menghampiri ibunya yang sedang terbaring di ranjang. Dengan menahan air mata ia meminta maaf dan memohon ampun atas semua yang dilakukannya selama ini. Sang ibu pun ikut menangis karena terharu melihat ketulusan anaknya. Sudah nak… ibu sudah maafkan. Jangan diungkit lagi. Cerita di atas hanyalah salah satu dari bentuk pengorbanan seorang ibu dan masih banyak lagi pengorbanaan dan kasih sayangnya yang mungkin belum kita ketahui, dengan jelas bahwa kasih ibu takkan bisa terganti dan terbalaskan. Sebesar apa pun kesalahan anak, seorang ibu akan dengan tulus memaafkan dan tidak menyimpan dendam terhadap anaknya. Ibu merupakan sosok pahlawan bagi anaknya, ia rela mengorbankan waktu, harta bahkan nyawa sekalipun. Maka sudah sewajarnya lah kita berbakti kepada orang tua. Hal ini pun sebagaimana juga yang diperintahkan Allah dalam firman-Nya dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.luqman14. Kita diperintahkan bersyukur kepada Allah, perintah tersebut diikuti juga dengan perintah agar bersyukur kepada ibu dan bapak. Betapa mulianya kedudukan orang tua, sehingga Allah memerintahkan manusia bersyukur kepada ibu dan bapak setelah bersyukur kepada-Nya. Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat ini menekankan kepada jasa ibu. Hal ini disebabkan karena ibu memiliki potensi untuk tidak dihiraukan anaknya karena kelemahan ibu. Di sisi lain peranan bapak dalam konteks kelahiran anak lebih ringan dibandingkan seorang ibu. Betapa besar jasa seorang ibu mulai dari kita dalam kandungan, dilahirkan bahkan sampai saat kita dewasa tidak pernah henti-hentinya seorang ibu memberikan kasih sayang serta pengorbanan yang tidak dapat dinilai dengan materi. Maka pantaslah Islam mengagungkan kedudukan seorang ibu, bahkan disebutkan bahwa surga berada di telapak kaki ibu. Dialah pahlawan bagi anak-anaknya, yaitu pahlawan tanpa pamrih dan penuh keikhlasan. Mudah-mudahan kita bisa menjadi anak yang berbakti dan bisa membalas jasa kedua orang tua kita. Amin Ya Rabbal Alamin…..
CerpenGuruku Pahlawanku. Dok. masih ingat kisah penuh emosi di kala itu. Saat di mana aku masih pertama kali mengenakan baju putih merah, berdasi dan bertopi dengan lambang Tut Wuri Handayani. Katanya, aku diminta wajib bersepatu hitam tanpa ada sedikit pun putih.
Oleh Nabil Zubair Tahfizh 1 Ibu… Dia selalu ada bagiku…. Saat aku sedih kau selalu menghiburku… Saat aku futur kau selalu menyemangatiku….. Saat aku salah kau selalu menasehatiku…. Saat aku sakit kau selalu merawatku… Saat aku tidak bisa kau selalu mengajariku… Saat aku susah kau selalu membantuku.. Dan lain-lainnya dari jasa-jasamu yang tidak bisa kutulis kebaikanmu diatas kertas ini satu-persatu…. Ibuku pahlawanku… Itulah julukan yang kubuat untukmu… Karena kau rela taruhkan nyawamu demi kami, anak-anakmu… Ibuku, maafkan aku… Atas kesalahanku dahulu…. Terhadap ucapanku yang menyakiti hatimu…. Terhadap perilaku-perilaku kami anak-anakmu yang tidak sopan terhadapmu…. Diri-diri kami yang tidak berkenan dihatimu…. Semoga kedepannya kami bisa menjadi anak-anak yang berbakti kepadamu…. Dan yang terakhir ibu… Aku sangat bersukur memiliki ibu sepertimu…. Dan semoga surga firdaus kelak tempat kembalimu….Puisiuntuk Ibu Kartini di bawah ini cocok untuk ucapan hari Kartini yang diperingati setiap 21 April. Kumpulan puisi dikutip dari puisi pilihan event 2nd anniversary paper ink. Selamat membaca. Daftar isi:Pahlawan Peradaban Nostalgia Kartini Pengejar MimpiR.A. KartiniInspirasi Ibu PertiwiKesatria Wanita IndonesiaWanita BerkebayaDemi Aku, Kartinimu, dan BianglalaKasih Lembut Ibu
Hai, Sobat Guru Penyemangat. Apakah belakangan ini dirimu sedang sibuk mengumpulkan daftar nama-nama pahlawan?Jika iya, maka tolong periksa kembali ya daftar tersebut. Karena aku ingin menambahkan satu nama pahlawan yang menurutku tidak boleh itu? Dialah Ibu. Ibuku Pahlawanku. Pahlawan sejak diriku mengenal huruf hinggalah bisa menulis cerpen. Dialah mama, wanita dengan ketulusan tiada nih. Kebetulan Guru Penyemangat dapat kiriman cerpen bertema Ibuku Pahlawanku dari ialah Bu Sri Rohmatiah. Dia pula seorang Kompasianer yang belakangan ini sibuk menulis artikel tentang dunia rak piring. Eh, maksudku mungkinkah dirimu mulai penasaran tentang bagaimana kisah Ibuku Pahlawanku? Cuz, langsung kita simak cerpen berikut, yaCerpen Pahlawan Tangguh Tak Pernah MengeluhWaktu menunjukkan pukul dua dini hari, ketika ibu membangunkanku dengan lembut, “Ayo bangun, kita ke pasar!”Sebetulnya mata ini masih ngantuk, badan rasanya capek. Walaupun sekolah belum full, tetapi, aku sering ke sekolah. Selalu ada kegiatan yang melibatkan OSIS, belum tugas-tugas dari guru les, seabreg. Ah abaikan itu hanya alasan saja untuk tak bisa membuat alasan hanya untuk menolak mengantar ibu ke pasar. Ibu kulakan sayuran juga demi biaya sekolah aku dan adik semata wayang yang nakalnya minta sebetulnya tidak nakal, hanya manja, karena perbedaan usia kami sangat jauh. Aku kelas 12 sementara adikku kelas 3 SD. Kata Ibu, wajar dia nakal, dia butuh perhatian seorang dia baru satu tahun meninggal karena sakit gagal ginjal. Sakitnya sudah lama, sejak aku duduk di kelas 7. Terbayang kan adikku saat itu masih kecil. Ketika aku masuk tsanawiyah, ayah tidak mengantarku lagi, “Sekolahmu dekat, pakai sepeda saja ya, Le!” Jika dibandingkan sekolah MI dulu, MTs. Memang dekat, hanya 6 kilometer, ditempuh dengan sepeda pancal memerlukan waktu sekitar setengah jam. Pada mulanya aku tidak faham, mengapa Ayah menyuruhku naik sepeda. Setelah beberapa kali ke dokter, barulah tahu kalau ia ibuku, “Ayahmu ginjalnya sakit, Le.”Aku tidak tahu, kenapa Ayah bisa gagal ginjal. “Jangan tanya kenapa, Le, sekarang bagaimana kita mengobati Ayahmu biar sembuh,” jawab Ibu ketika aku bertanya penyebab Ayah Ibu tidak memuaskan. Setelah aku menginjak SMA, baru kuketahui, kalau gagal ginjal disebabkan tiga hal. Di antaranya, kerusakan langsung pada ginjal, kurangnya pasokan darah ke ginjal, dan penyumbatan pada ginjal atau saluran kemih, sehingga urine tidak bisa dikeluarkan dari tubuh. Itu sebabnya, tubuh ayah terkadang bengkak, padahal minumnya dijatah oleh empat tahun, Ayah operasi sudah empat kali, satu tahun sebelum meninggal, cuci darah setiap dua pekan sekali. Pengobatan yang panjang memerlukan biaya banyak, apalagi Ibu menolak BPJS, alasannya ingin memberi yang terbaik untuk Ayah. Sedikit demi sedikit tabungan Ayah terkuras, barang yang ada pun dijualnya, mulai dari mobil, Ibu telah menghabiskan tabungan untuk pengobatan Ayah, tak pernah mengeluh. Kami hanya berusaha yang terbaik untuk ayah. Dengan sisa uang tabungan, Ibu membuka warung sayur mentah. Setiap pukul dua pagi, ia ke pasar, kulakan sayuran. “Aku antar, Bu!”“Nggak usah, kau jaga adikmu saja, Le!” ujar Ibu menolak niat Ibu nyaman ke pasar sendiri tengah malam. Namun, seringkali mendapat kendala ketika perjalanan pulang.“Le … motor Ibu mogok, jemput ya dekat jembatan Winongo!” atau“Le … belanjaan Ibu banyak sekali, tidak bisa bawa, susul ke pasar ya!”Bukan itu saja, yang lebih parah, ketika motornya ditabrak orang, “Le … Ibu ada di kantor polisi, ditabrak anak muda!”Berita yang mengagetkan sering terjadi. Bukan tidak ikhlas menyusul Ibu, tetapi, kesehatan, keselamatan Ibu lebih penting. Aku dan adikku tak punya ayah, bagaimana bisa Ibu kerja keras sendiri.“Bu, kita beli motor roda tiga tossa saja, biar aku yang antar Ibu,” saranku malam menolak dengan alasan tak punya uang. Kredit, mungkin itu jalan satu-satunya. Ibu tetap tak setuju untuk kredit. Alasannya sih masuk akal, kredit itu harganya akan lebih tinggi. Kita juga punya beban bayar tiap bulannya, jika jualan Ibu ramai, bisa bayar, jika tidak?Tiba-tiba, Ibu melontarkan usulan yang membuat jantungku jatuh.“Le, jual saja tanah sawah sepetak itu untuk usaha Ibu.”“Jangan, Bu, itu untuk makan kita, Ayah pun dulu melarang kita menjual sawah dan rumah,” larangku dengan tegas. “Maksud Ibu, karena kita tidak bisa garap sawah, kita jual tahunan, orang bisa beli selama lima tahun, tanah tetap milik kita, Le,” terang Ibu panjang kali lebar sama dengan aku pikirkan, ide Ibu bagus juga, Ibu tidak bisa terjun ke sawah, apalagi ada motor tossa, aku bisa mengantar Ibu pergi ke pasar. Namun, jika aku ada ulangan atau harus sekolah pagi, Ibu tidak itu besar, baknya juga, Ibu semangat belajar mengendarainya, “Biar Ibu tidak menganggu sekolahmu, Le," katanya kala memang pahlawanku, ketika kehilangan sayapnya, dia tak pernah mengeluh, Ibu tangguh tak pernah mengeluh. Madiun, 12 November 2021***Nah, demikianlah tadi seuntai sajian cerpen bertema Ibuku Pahlawanku yang dikirim jauh-jauh dari Ibu memang benar-benar sosok yang tangguh dan enggan untuk mengeluh, ya. Itulah Emak, Bunda, dan Mama. Dialah Baca Cerpen Ayahku Pahlawanku
tentangcerita cinta pendek. Hasil pencarian "Tentang Cerita Cinta Pendek" 12 barang. Kumpulan Cerita Pendek tentang Narkotika RUMAH TANPA CINTA. Rp50.000. Tangerang. Angeleen Bookstore. BUKU ORIGINAL - CERITA PENDEK TENTANG CERITA CINTA PENDEK. Rp35.000. Bekasi. TOKO BUKU ERIC JAYA.Cerpen: Guruku pahlawanku. Web portal pendidikan - Cerpen kali ini berjudul Guruku pahlawanku, yang dikirimkan oleh salah satu peserta dalam ajang lomba cerpen nasional bersama belapendidikan.com. Untuk lebih lengkapnya dapat kita lihat sebagai berikut. Daftar isi [ hide] Cerpen : Guruku Pahlawanku (Bagian Pertama) Cerpen : Guruku Pahlawanku Ibuku pahlawanku…. Itulah julukan yang kubuat untukmu…. Karena kau rela taruhkan nyawamu demi kami, anak-anakmu…. Ibuku, maafkan aku…. Atas kesalahanku dahulu…. Terhadap ucapanku yang menyakiti hatimu…. Terhadap perilaku-perilaku kami anak-anakmu yang tidak sopan terhadapmu…. Diri-diri kami yang tidak berkenan dihatimu….
Silahkankunjungi postingan 9 contoh puisi pendek tentang lingkungan sekolah untuk sd 4 2 bait sekolah bersih adiwiyata brainly untuk membaca artikel selengkapnya. kumpulan puisi tentang guru puisi guru pahlawanku puisi pahlawan indonesia contoh puisi 4 bait 4 baris sajak sederhana mengharukan cerita rakyat karangan pendek tentang guru
Ibukuadalah pahlawanku, bukan saja karena ia telah melahirkan dan membesarkanku. Lebih dari itu, ia adalah manusia pertama yang memberi segala inspirasi. Suka-duka, sedih-gembira, tangis dan tawa, segala senang dan derita. Darah, gairah,keringat, semangat, cintadan air mata -adalah sebongkah mutiara hidup dengan segala pemaknaan, kecemasan BBvQF8p.