Padadasarnya,kapel Ursulin serta biara Ursulin sudah dibangun sejak 1900,pada saat Suster Angele Fecken pada tanggal 28 November 1900 menggabungkan Biara Ursulin di Malang dalam Uni Roma.Bentuknya yang dulu telah didapat dari awal pembangunanya.Dibangun oleh para suster Ordo Ursulin, yang mengilhami Santa Angela telah memulai karya di kota yang saat itu bersombayangkan Malang Nominor Sursum Para Rubiah Karmel Tak Berkasut adalah institut religius dengan karakter utamanya hidup kontemplatif ketat, mereka adalah saksi-saksi kemutlakan Allah dalam diri manusia. Mereka menanggapi panggilan Tuhan dengan hati yang siap sedia untuk di ubah menjadi kurban yang bukan hanya diwujud nyatakan dengan melepaskan diri dari keluarga dan kebebasan berinteraksi dengan dunia, tetapi lebih dari pada itu untuk membaktikan seluruh hidup dalam doa dan untuk selalu berada di hadirat Allah. Dengan mengambil bagian dalam kharisma St. Teresa Avila para rubiah karmel tak berkasut di panggil kepada hidup kontemplasi terutama dengan menjadikan seluruh hidupnya sebagai sebuah doa. Mengkontemplasikan Allah yang hidup setiap hari adalah alasan esistensi hidup dan tugas utama mereka. Dan segala sesuatu yang lain adalah hal-hal yang sekunder. Dan untuk mendukung cara hidup mereka maka para rubiah karmel memilih untuk memisahkan diri secara ketat dengan dunia lewat bentuk hidup di dalam klausura kepausan, di dalam keheningan dan kesendirian. Lewat Ekaristi kudus yang dirayakan setiap hari para rubiah mendapat kekuatan untuk memelihara kebebasan jasmani dan rohani agar dapat memusatkan seluruh kekuatan hidup mereka untuk berjumpa dengan Allah lewat ibadat harian dan meditasi. Pengalaman mendalam akan Allah menjadi sumber dan fondasi dari karya kerasulan mereka, lewat mendoakan intensi-intensi Gereja dan kesaksian hidup, namun sama sekali tidak mengambil bagian dalam bentuk pelayanan aktif. Komunitas menyatukan para rubiah sebagai saudari satu dengan yang lain. Oleh karena itu komunitas memilki peran penting dalam Karmel Teresiana. Para rubiah karmel Teresiana adalah sekolah kecil Kristus di mana mereka hidup di dalam suasana kekeluargaan dan kegembiraan khas Teresiana. Dalam terang hokum Gereja, komunitas Teresiana merupakan komunitas mandiri dan menerima aturan hidup biara sui iuris independen cfr. Can. 613. Dalam hidup harian, para rubiah disatukan dalam doa dan kerja tangan. Kerja tangan merupakan pekerjaan yang bisa di buat di dalam komunitas & merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti misalnya membuat barang-barang dan bahan-bahan yang diperlukan untuk misa, membuat pakaian liturgi atau membuat icone gambar kudus. Menurut data terakhir jumlah para rubiah karmel tak berkasut di seluruh dunia sebanyak 11500, dan merupakan para rubiah terbanyak dari semua ordo-ordo kontemplatif yang ada di dalam Gereja Katolik Roma. Hampir 750 biara hidup menurut konstitusi 1991 sedangkan 140 biara hidup menurut konstitusi yang disahkan tahun 1990. Pertapaan Rubiah Karmel Tak Berkasut tersebar di 98 negara. Dan berkembang pesat di wilayah Asia Tenggara, Amerika Latin, Afrika dan Eropa Timur, di mana terdapat banyak panggilan seperti di Vietnam, Filipina, Indonesia, Meksiko, Brasil, Argentina, Colombia, Madagaskar, Kongo, Polandia, Kroasia dan beberapa negara eksunisoviet. Di Indonesia terdapat enam biara pertapaan OCD putri dan satu di Timor Leste yang tergabung dalam Federasi Indonesia-Timor Leste, tiga di pulau Jawa; Lembang, Jakarta dan Claket-Mojokerto, satu di Sulawesi utara; Tomohon, satu di Flores; Bajawa, dan Timor Leste; Hera-Dili.
Postedon october 28, 2020 by percikanhati. Renungan harian katolik yang dipersembahkan oleh para romo dari ordo karmel indonesia yang bertugas di paroki tomang Baca selengkapnya renungan harian katolik dan bacaan liturgi bulan juni tahun 2021. Menyajikan berita dan informasi renungan harian katolik terkini dan terbaru hari ini.
Jenazah Suster Wilhelmina Lancaster, yang mendirikan Kongregasi Suster-suster Maria Benediktin, Ratu Para Rasul, hanya mengalami sedikit pembusukan sejak wafatnya empat tahun lalu. Foto Kongregasi Suster-suster Perawan Maria, Ratu Para RasulPenemuan baru-baru ini tentang jenazah seorang biarawati kulit hitam di Missouri, Amerika Serikat AS, terlihat tidak rusak yang menyoroti kekayaan warisan umat Katolik kulit hitam di negara itu, kata para ahli kepada OSV News. Selama penggalian pada 28 April, jenazah Suster Wilhelmina Lancaster dari Kongregasi Suster-suster Maria Benediktin — pendiri Ordo Suster-suster Maria Benediktin Ratu Para Rasul, di Missouri — terlihat sedikit berubah sejak wafatnya pada Mei 2019 dalam usia 95 tahun. Kongregasinya, yang telah berusaha memindahkan jenazahnya ke tempat suci baru, tercengang saat menemukan jenazah biarawati itu masih utuh — meskipun tidak diawetkan, kata komunitas religius itu dalam brosur yang disediakan di biaranya. Jenazah yang utuh telah lama dianggap sebagai tanda kesucian ilahi dalam tradisi Katolik dan Ortodoks, dan lebih dari 100 orang kudus yang dikanonisasi karena jenazah masih utuh. Setelah prosesi rosario pada 29 Mei, jenazah akan diletakan dalam kotak kaca di tempat suci, kata komunitas religius itu, seraya menambahkan devosi kepada Suster Wilhelmina telah “dilakukan rutin”, alasan kanonisasinya “dapat diperkenalkan.” Dalam pernyataan pada 22 Mei, Keuskupan Kansas City-St. Joseph, Missouri, mengakui kondisi jenazah biarawati itu telah “menimbulkan perhatian luas.” Sementara itu, keuskupan menekankan perlunya “melindungi jenazah yang utuh … memungkinkan penyelidikan menyeluruh.” Saat berita menyebar, ratusan peziarah berbondong-bondong ke biara untuk menyentuh dan berdoa dekat jenazah biarawati itu – bersama dengan tiga biarawati Afrika-AS lainnya yang sekarang berada di tahap menuju orang kudus. Kondisi jenazah ini “mewujudkan kebenaran hakiki bahwa sejarah orang kulit hitam ada dan selalu menjadi sejarah Katolik di AS,” kata Shannen Dee Williams, profesor sejarah di Universitas Dayton, Ohio. Saat ini, enam orang Katolik kulit hitam berada dalam tahap menuju kanonisasi Suster Maria Elizabeth Lange 1784-1882, pendiri Kongregasi Suster-suster Maria Benediktin, di mana Suster Wilhelmina menjadi anggotanya sebelum ia mendirikan ordonya sendiri; Suster Henriette Delille 1813-1862, pendiri Kongregasi Suster-suster Keluarga Kudus; Julia Greeley 1833-1918, mantan budak yang mempromosikan devosi kepada Hati Kudus Yesus; Suster Thea Bowman 1937-1990, masuk Kongregasi Suster-suster Fransiskan Adorasi Abadi; Pierre Toussaint 1776-1853, mantan budak yang menjadi pengusaha dan dermawan; dan Augustus Tolton 1854-1897, mantan budak yang menjadi imam Katolik kulit hitam pertama dari AS. Williams mengatakan kepada OSV News bahwa Suster Wilhelmina – lahir tahun 1924 sebagai Maria Elizabeth Lancaster di St. Louis – adalah “keturunan kulit hitam beragama Katolik yang menjadi budak” selama era Jim Crow 1870-1950. Dalam brosur yang dirilis setelah wafatnya, Suster Wilhelmina mengatakan orangtuanya telah mendirikan sekolah menengah Katolik untuk para siswa kulit hitam sampai uskup agung pada saat itu “mengakhiri diskriminasi orang kulit hitam di keuskupan itu.” Salah satu dari delapan ordo dari orang kulit hitam dalam sejarah AS, Tarekat Oblat berdiri sebagai “persaudaraan Katolik Roma pertama di dunia modern yang didirikan oleh wanita keturunan Afrika,” kata Williams. “Sejak awal abad ke-19, Suster-suster Oblat mempromosikan panggilan kepada pemudi Katolik kulit hitam yang terpanggil untuk hidup religius, tetapi melarang masuk ke ordo Oblat kulit putih semata-mata atas dasar warna kulit dan ras di AS, Kanada, Amerika Latin dan Karibia.” Suster-suster Oblat kemudian “mendirikan tiga ordo,” kata Williams Suster-suster Hati Maria Tak Bernoda; Suster-suster Fransiskan dari Hati Maria Yang Maha Mulia; dan Suster-suster Maria Benediktin, Ratu Para Rasul, yang didirikan oleh Suster Wilhelmina. Komunitas Suster-suster Maria Benediktin Ratu Para Rasul kemudian pindah ke daerah pedesaan di keuskupan Kansas City-St. Joseph tahun 2006 atas undangan Uskup Robert W. Finn. Awalnya didirikan sebagai asosiasi umat beriman, komunitas tersebut diangkat tahun 2014 menjadi status Institut Religius Keuskupan. Tahun 2018, komunitas itu memperoleh pengakuan resmi sebagai biara. Suster Wilhelmina bendita-cita “Ordo Maria Benediktin antar-ras dan kontemplatif”, yang “menjembatani perbedaan rasial dalam Gereja Katolik,” kata Williams. Jenazah Suster Wilhelmina juga menegaskan kembali panggilan universal untuk kekudusan, kata Pastor Stephen Thorne, seorang imam dari Keuskupan Agung Philadelphia dan direktur proyek khusus untuk Kongres Katolik Kulit Hitam Nasional di Baltimore. Ketika umat Katolik kulit hitam bersiap untuk berkumpul pada Juli untuk Kongres Katolik Kulit Hitam Nasional – yang diselenggarakan pada berbagai interval sejak 1889 – Pastor Thorne mengatakan dia berharap akan merenungkan lebih dalam tentang kehidupan Suster Wilhelmina. Sumber Nuns incorrupt remains point to rich heritage of US black Catholics
Susterpertama yang diutus adalah Sr. Rosa Koesmiati dan Sr. Brigita Ginung. Kedua suster ini tinggal di kompleks persekolahan SMP dan SMA Katolik Theodorus jalan Diponegoro, kelurahan Biga, Kecamatan Kotamobagu Utara, Kota -Kotamobagu . Barubaru ini, seorang biarawati katolik di Prancis dinobatkan sebagai orang tertua di dunia. Adalah Suster André, biarawati berusia 118 tahun yang melakukan kebiasaan-kebiasaan kecil yang mengantarkannya pada usia yang panjang dan berkualitas. Dihimpun dari Eat This, Suster André membocorkan kebiasaan -kebiasaan yang ia lakukan setiap hari menyelesaikanpembuatan skripsi ini. Skripsi ini di susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. Skripsi ini berjudul: PERSAUDARAAN SEJATI SUSTER MISI FRANSISKANES SANTO ANTONIUS DALAM TERANG SPIRITUALITAS SANTO FRANSISKUS ASISI.
\n ordo suster katolik di indonesia
Diaksesulang pada tanggal 17 Oktober 2018, Pk.19.10. 106 Studia Philosophica et Theologica, Vol. 18 No. 2, Oktober 2018 fDemoralisasi Hukum Di dalam Majalah Harian Kompas, Jumat 11 Mei 2018 terdapat artikel yang ditulis oleh Sudjito Atmoredjo, guru besar Ilmu Hukum UGM. Judul artikel itu berbuyi "Malapraktik Perundang-undangan".
BAGIAN2 TINJAUAN KEWILAYAHAN BAB8 Perjuangan Gereja Katolik di Flores Pembangunan Mantap dari Sebuah Lembaga Kuat. Dua Ordo Religius Lokal untuk Para Suster: CIJ dan PRR..
Biarawatidalam agama Katolik adalah perempuan yang tergabung dalam suatu tarekat atau ordo religius. Di Indonesia para biarawati biasanya dipanggil suster (Belanda: zuster, saudara perempuan). Para suster biasanya bekerja di bidang pendidikan (formal dan nonformal), kesehatan, dan pelayanan sosial di lingkungan gereja atau masyarakat umum

Asalmula Katolik di Indonesia tentu sedikit banyaknya sudah mengerti perihal sejarahnya, tetapi nampaknya masih simpang siur bagi pemeluk agama Katolik ya. Sejak kecil, tentunya sudah diberikan pelajaran dasar mengenai masuknya agama Katolik di Indonesia. Agama Katolik sendiri masuk ke Indonesia adalah di abad ke tujuh di Sumatera Barat

GcKXfM.
  • r55qx235ht.pages.dev/316
  • r55qx235ht.pages.dev/561
  • r55qx235ht.pages.dev/690
  • r55qx235ht.pages.dev/231
  • r55qx235ht.pages.dev/505
  • r55qx235ht.pages.dev/61
  • r55qx235ht.pages.dev/685
  • r55qx235ht.pages.dev/893
  • r55qx235ht.pages.dev/37
  • r55qx235ht.pages.dev/464
  • r55qx235ht.pages.dev/938
  • r55qx235ht.pages.dev/508
  • r55qx235ht.pages.dev/359
  • r55qx235ht.pages.dev/112
  • r55qx235ht.pages.dev/806
  • ordo suster katolik di indonesia