57 Gambar 2 Dimensi Dan Analisisnya, Terpopuler! 57+ Gambar 2 Dimensi Dan Analisisnya, Terpopuler! - Bagi kamu yang aktif dimedia sosial pasti sering menjumpai gambar 2 dimensi. Berbagai gambar 2 dimensi dibawah ini juga bisa kalian jadikan sebagai status Whatsapp, Instagram, Foto Profil Facebook atau dijadikan sebagai wallpaper handphone kalian.
Jakarta Contoh gambar 2 dimensi perlu kamu kenali. Gambar 2 dimensi tentunya termasuk dalam jenis karya seni 2 dimensi. Karya seni rupa 2 dimensi ini memiliki beragam contoh, selain gambar, ada juga lukisan, sketsa, kartun, dan lain sebagainya. Seperti yang telah diketahui, berdasarkan dimensinya, karya seni rupa dibagi dua yaitu, karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi. Karya seni rupa 2 dimensi merupakan karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi panjang dan lebar, atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang. Seni Lukis Adalah Karya Seni Dua Dimensi Berupa Lukisan, Pahami Alirannya Seni Kolase adalah Karya Dua Dimensi dengan Teknik Menempel, Begini Cara Membuatnya 7 Contoh Gambar 3 Dimensi yang Keren, Kenali Serupa Lainnya Contoh gambar 2 dimensi bisa menjadi referensi kamu dalam menggambar. Untuk mewujudkan karya seni rupa dua dimensi ini biasanya digunakan berbagai bahan, medium, dan teknik sesuai objek dan fungsi yang diinginkan. Karya seni rupa dua dimensi memiliki beberapa fungsi, seperti fungsi pakai, fungsi hias, dan fungsi ekspresi. Berikut rangkum dari berbagai sumber, Rabu 10/8/2022 tentang contoh gambar 2 seniman bernama Cristiam Ramos menciptakan karya dengan cara yang tak biasa. Ia menggunakan permen sebagai bahan untuk pensil warna Sumber PIxabaySebelum mengenal contoh gambar 2 dimensi, kamu perlu mengetahui contoh seni rupa 2 dimensi terlebih dahulu. Melansir berikut contoh seni rupa 2 dimensi 1. Gambar Perwujudan gambar lebih menekankan pada unsur garis, bentuk, dan aspek kegunaan, tanpa adanya ekspresi. Contohnya seperti gambar ilustrasi, gambar arsitektur, desain, dekorasi, dan lain-lain. 2. Lukisan Lukisan adalah contoh seni rupa yang mengungkapkan bentuk objektif dengan komposisi dan nilai subjektif melalui ekspresi dan kreativitas. 3. Sketsa Sketsa adalah garis sederhana yang dibuat secara spontan, namun bermakna. Sketsa dapat berupa rencana lukisan atau lukisan bergaya sketsa. 4. Kartun Kartun adalah gambar yang telah dideformasi diubah bentuk dari wujud aslinya sehingga menjadi lucu dan menarik. 5. Karikatur Karikatur adalah sindiran berbentuk kartun yang terfokus pada karakter objek. Meski telah dideformasi, kita dapat mengenali tokohnya karena ciri khasnya. 6. Vinyet Vinyet adalah gambar dekoratif tanpa maksud yang jelas, merupakan kreasi improvisatif pengisian halaman kosong. Contoh Seni Rupa 2 Dimensi7. Siluet Siluet adalah gambar hitam bayangan suatu objek, dengan atau tanpa modifikasi. 8. Cetak Tinggi Cetak tinggi atau cetak timbul adalah cara membuat acuan cetak dengan membentuk gambar timbul pada permukaan media cetak. Media yang sering digunakan dalam penerapan teknik ini adalah menggunakan kayu lapis triplek, metal, harboard, papan kayu, dan karet linoleum. 9. Poster Poster merupakan jenis reklame berupa selembaran kertas yang berisi gambar dan tulisan yang dibuat semenarik mungkin dan ditempatkan dengan cara ditempel ditempat-tempat umum yang strategis. 10. Fotografi Fotografi adalah ragam seni grafis yang pembuatannya melalui proses pemotretan dengan kamera, pencucian film, dan pencetakan gambar foto. 12. Kaligrafi Kaligrafi adalah seni menulis indah dengan cara menggayakan huruf dan tulisan dengan teknik tertentu sehingga terlihat menarik. 13. Desain Komunikasi Visual Desain komunikasi visual adalah nama lain desain grafis yang biasa dibuat dengan menggunakan aplikasi komputer lalu dicetak di atas kertas menggunakan printer. Contoh desain brosur, banner, hingga Gambar 2 DimensiBerikut contoh gambar 2 dimensiContoh Gambar 2 Dimensi Image by Frauke Feind from PixabayContoh Gambar 2 DimensiBerikut contoh gambar 2 dimensiContoh Gambar 2 Dimensi Image by Prawny from PixabayContoh Gambar 2 DimensiBerikut contoh gambar 2 dimensiContoh Gambar 2 Dimensi Image by Piyapong Saydaung from Pixabay Contoh Gambar 2 DimensiBerikut contoh gambar 2 dimensiContoh Gambar 2 Dimensi Image by Victoria_Borodinova from PixabayContoh Gambar 2 DimensiBerikut contoh gambar 2 dimensiContoh Gambar 2 Dimensi Image by Lorenzo Cafaro from PixabayContoh Gambar 2 DimensiBerikut contoh gambar 2 dimensiContoh Gambar 2 Dimensi Image by congerdesign from PixabayContoh Gambar 2 DimensiBerikut contoh gambar 2 dimensiContoh Gambar 2 Dimensi Image by cromaconceptovisual from PixabayUnsur-Unsur Seni Rupa- Garis. Garis merupakan unsur seni rupa berupa jarak antara satu titik dan titik lainnya, bisa lurus atau melengkung. Garis dapat digunakan untuk membuat bentuk dan bidang, serta memberi kesan kedalaman dan struktur. Berdasarkan jenisnya, garis dibedakan menjadi garis lurus, garis melengkung, garis panjang, garis pendek, garis horizontal, garis vertical, garis diagonal, garis putus-putus dan lain-lain. Baik dua dimensi atau tiga dimensi, tidak dapat disangkal bahwa garis memiliki pengaruh besar pada elemen seni lainnya. Garis bisa menjadi sebuah fondasi dari gambar atau lukisan. - Titik. Titik pada dasarnya adalah awal dari "sesuatu" dalam "ketiadaan". Titik memaksa pikiran untuk memikirkan posisinya dan memberikan sesuatu untuk dibangun di atas imajinasi dan ruang. Elemen titik dalam unsur seni rupa biasanya digunakan pada bagian-bagian yang terkecil dalam suatu karya seni rupa. - Bentuk. Saat melukis atau menggambar, seniman membuat bentuk dalam dua dimensi panjang dan lebar. Bentuk merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata. Bentuk merupakan unsur seni rupa yang dapat digunakan untuk mengontrol cara seniman memandang komposisi. Misalnya, segitiga dapat membantu menarik mata ke titik tertentu, sedangkan lingkaran mewakili kontinuitas. - Tekstur. Tekstur digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana sebenarnya unsur seni rupa menjadi karya tiga dimensi terasa ketika disentuh. Dalam karya dua dimensi, seperti lukisan, ini mungkin merujuk pada "rasa" visual sebuah karya. Seniman menggunakan pengetahuan unsur seni rupa ini untuk mendapatkan respons emosional dari orang-orang yang melihat karyanya. Kasar dan halus adalah dua yang paling umum, tetapi keduanya dapat didefinisikan lebih jauh. - Warna. Warna dikelompokkan menjadi warna primer, warna sekunder, warna tertier, analogus dan komplementer. Warna dapat digunakan secara simbolis atau untuk membuat pola. Ini dapat dipilih untuk kontras atau untuk mengatur suasana tertentu. - Gelap terang. Nilai yang paling terang adalah putih dan nilai paling gelap adalah hitam, dengan perbedaan di antara keduanya ditetapkan sebagai kontras. Bermain dengan gelap terang tidak hanya mengubah bentuk tertentu, tetapi juga memengaruhi mood karya seni. - Bidang. Dalam hasil karya seni rupa dua dimensi, bidang terbentuk karena pertautan garis yang membatasi suatu bentuk. Bidang sendiri memiliki dimensi panjang dan lebar atau biasa disebut dengan pipih. Jika dilihat dari bentuknya, bidang teridiri dari bidang biomorfosis organis, bidang geometris, bidang tak beraturan serta bidang bersudut. Dalam unsur dasar seni rupa, terdapat bidang dasar yakni bidang segiempat, segitiga, lingkaran, trapezium dan sebagainya. - Ruang. Unsur seni rupa ini dapat dimanipulasi berdasarkan bagaimana seorang seniman menempatkan garis, bentuk, bidang, dan warna. Ruang mengacu pada jarak atau area di sekitar, di antara, dan di dalam komponen sebuah karya. Ruang bisa positif atau negatif, terbuka atau tertutup, dangkal atau dalam, dan dua dimensi atau tiga dimensi. Terkadang ruang tidak disajikan secara eksplisit dalam sebuah karya, tetapi ilusi darinya.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Contohkarya seni rupa dua dimensi meliputi lukisan, gambar, grafis, seni kertas, mural, dan banyak lagi. O iya, karya seni ini mengandalkan unsur-unsur visual seperti garis, bentuk, warna, tekstur, dan gelap-terang untuk menciptakan hasil karya yang menarik. - Soal ujian sekolah Seni Rupa dari pelajaran Seni Budaya Kelas 4 SD/MI. Pembahasan soal ini dilengkapi dengan kunci jawaban untuk memberikan panduan kepada adik-adik tentang soal ujian sekolah. Sehingga tinggal dipelajari dan diperdalam, sebab tak menutup kemungkinan soal-soal ini juga muncul dalam ujian sekolah. Makanya ikuti semua soal dan kunci jawaban untuk memudahkan mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian sekolah. Soal terdiri dari soal pilihan ganda dari materi kurikulum merdeka semester 2. Soal Seni Rupa Kelas 4 Baca juga 25 Soal Ulangan Sumatif Seni Rupa Kelas 4 SD/MI Semester 2 Lengkap Kunci Jawaban Kurikulum Merdeka 1. Karya seni rupa tiga dimensi adalah .... a. karya seni rupa yang dapat dipajang, dapat dilihat, dan dapat disentuhb. karya seni rupa yang terdiri dari unsur titik, garis, dan bidangc. karya seni yang memiliki ukuran panjang, lebar, tinggi, dan volumed. karya seni yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan luas tanpa volume Jawaban C 2. Birama lagu “Menanam Jagung” adalah .... a. 2/4b. 3/4c. 1/4d. 4/4 Jawaban D 3. Alat untuk mengukur tempo lagu adalah .... a. moderatob. allegroc. metronomed. largo Jawaban C Baca juga Soal Ujian Sekolah Seni Rupa Kelas 10 SMA Semester 2 Terbaru 2023 dan Kunci Jawaban SBK Kls X MA 4. Berikut ini merupakan bunyi internal yang dihasilkan oleh tubuh kita, kecuali .... a. bunyi dari alat musikb. bertepuk tanganc. menepuk pahad. menghentakkan kaki Jawaban A 5. Tanda tempo vivace artinya .... a. lambatb. sedangc. cepatd. sangat cepat Jawaban D 6. Panjang pendeknya bunyi dalam sebuah lagu adalah .... a. iramab. pola iramac. nadad. tempo Jawaban B 7. Birama 2/4 memiliki .... hitungan. a. 4b. 3c. 2d. 5 Jawaban C 8. Not angka ditulis dengan lambang .... a. balokb. angkac. dinamikd. bendera Jawaban B 9. Jenis pernapasan yang baik untuk bernyanyi adalah pernafasan .... a. dadab. perutc. hidungd. diafragma Jawaban D 10. Tanda birama lagu “Aku Anak Indonesia” adalah .... a. 1/4b. 2/4c. 3/4d. 4/4 Jawaban D 11. Dalam notasi lagu symbol tinggi rendah nada berupa tanda .... a. titikb. komac. petikd. titik dua Jawaban A 12. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bernyanyi secara berkelompok, kecuali .... a. tinggi rendah nadab. tempoc. dinamika lagud. panggung Jawaban D 13. Berikut adalah sifat-sifat karya seni tiga dimensi, kecuali .... a. bentuknya tak menentub. bisa dilihat dari segala arahc. memiliki volumed. menempati ruang Jawaban A 14. Contoh karya seni rupa tiga dimensi adalah .... a. arca, kaligrafi, lukisanb. guci, patung, topengc. mozaik, kolase, montased. relief, patung, lukisan Jawaban B 15. Contoh bahan karya seni tiga dimensi dari jenis bahan yang dapat dibentuk hanya dengantangan tanpa bantuan alat adalah.... a. plastisin dan tanah liatb. pasir dan batuc. kayu dan lilind. lilin dan plastisin Jawaban A 16. Menggambar bentuk tiga dimensi terdiri dari tiga jenis, yaitu bentuk benda .... a. abstrak, kubistis, silindrisb. bebas, kubistis, silindric. realis, kubistis, silindrisd. silindris, abstrak, realis Jawaban B 17. Bentuk tiga dimensi yang memiliki bentuk dasar berupa kubus atau balok disebut bentuk... a. abstrakb. bebasc. kubistisd. silindris Jawaban C 18. Susunan nada secara berurutan atau berjenjang dari nada rendah ke nada tinggi disebut.... a. akor nadab. Interval nadac. nada dasard. tangga nada Jawaban D 19. Penggunaan simbol seperti 2/4, 3/4, 4/4 dalam notasi lagu menunjukkan.... a. biramab. nada dasarc. ritmed. tempo Jawaban A 20. Cepat lambatnya suatu lagu dinyanyikan disebut dengan .... a. biramab. ketukanc. nada dasard. tempo Jawaban D 21. Lagu Indonesia Pusaka dinyanyikan dengan tempo.... a. lambatb. sedangc. cepatd. sangat cepat Jawaban A 22. Contoh tarian yang dilakukan secara berkelompok adalah..... a. tari Gambyong dari Jawa Tengahb. tari Payung dari Sumatera Baratc. tari Saman dari tari Serimpi dari Yogyakarta Jawaban C 23. Berikut ini yang merupakan gerak dasar tangan dalam tarian adalah.... a. gejugb. Jinjitc. mendakd. ukel Jawaban D 24. Karya seni dua dimensi yang dibuat dengan cara menciptakan gambar dengan menyusunkepingan-kepingan kecil berwarna dari kaca, batu, atau bahan lain yang bisa digunakanmenjadi bentuk pola baru disebut dengan .... a. mosaikb. montasec. kolased. sketsa Jawaban A 25. Yang dimaksud dengan karya seni montase adalah.... a. karya seni tiga dimensi yang dibuat dari bahan lunak dengan cara dibentuk dengan tanganb. karya yang dihasilkan dengan menyusun komposisi gambar-gambar dari percampuranbeberapa sumberc. karya gambar kasar yang belum selesai yang digunakan untuk mengawali sebuah lukisand. karya yang dibuat dengan menempelkan bahan-bahan kecil seperti daun, kertas atau bahan lain menjadi sebuah bentuk Jawaban B 26. Tarian berikut yang dilakukan secara berkelompok, kecuali .... a. tari Samanb. tari Kecakc. tari Serimpid. tari Pendet Jawaban D 27. Pengetahuan tentang penyusunan tari atau hasil susunan tari disebut .... a. karya tarib. koreografic. koreograferd. desainer Jawaban B 28. Hal yang perlu diperhatikan dalam membawakan tari saman adalah .... a. kekompakan antar anggotab. kecantikan penarinyac. kostum yang mahal harganyad. panggung yang mewah Jawaban A 29. Garis-garis di lantai yang dibentuk oleh formasi penari disebut .... a. propertib. pola taric. pola lantaid. ekspresi Jawaban B 30. Penari nomor 1 dan 17 pada tari Saman disebut .... a. pengangkatb. pengapitc. penyepitd. penumpang Jawaban D 31. Bunyi atau suara yang mempunyai getaran teratur disebut .... a. biramab. iramac. nadad. not Jawaban C 32. Tempo cepat dalam lagu menggambarkan suasana .... a. tenangb. sedihc. gembirad. khidmat Jawaban C 33. Tinggi rendahnya sebuah lagu ditentukan oleh .... a. iramab. bunyic. nadad. ketukan Jawaban C 34. Untuk mengetahui kecepatan sebuah lagu ditandai dengan .... a. tanda tempob. tanda tanyac. tanda biramad. tanda titik Jawaban A 35. Tempo lagu sedang yang dilbaratkan seperti kecepatan orang berjalan disebut.... a. andanteb. largoc. moderatod. presto Jawaban A 36. Lagu Soleram bertempo andante moderato yang dinyanyikan dengan tempo.... a. sangat lambatb. lambatc. sedangd. cepat Jawaban C 37. Tari klasik adalah jenis tari yang diciptakan dan diwariskan sebagai tradisi turun temurundi lingkungan.... a. rakyat biasab. pesisirc. pedalamand. keraton Jawaban D 38. Salah satu contoh tari klasik adalah.... a. tari Bedayab. tari Merakc. tari Piringd. tari Tayub Jawaban A 39. Fungsi karya seni yang dapat menciptakan lapangan kerja melalui kreativitas disebut dengan fungsi .... a. edukasib. ekspresic. praktisd. sosial Jawaban D 40. Tari yang ditampilkan sebagai pembukaan pagelaran Ludruk Jawa Timur adalah.... a. tari Gandrungb. tari Remoc. tari Reogd. tari Tayub Jawaban B Berikutadalah bentuk soal UAS 1 Penilaian Akhir Semester mata pelajaran Seni Budaya kelas 8 Kurikulum 2013. Soal nomor 1. Karya seni rupa yang berwujud dua atau tiga dimensi yang memiliki fungsi tertentu dalam kehidupan sehari-hari yang terdapat di wilayah nusantara disebut . A. seni rupa murni nusantara. B. seni lukis nusantaraxii. Kegiatan Belajar 1 KARYA SENI RUPA DUA DIMENSI A. MENGGAMBAR 1. Gambar Bentuk Menggambar bentuk adalah kegiatan menggambar dengan meniru kemiripan bentuk benda model yang disimpan di depan penggambar. Bagi anak SD kemiripan tidak selalu harus seperti memotret, tetapi yang penting adalah bagaimana anak-anak bisa mengekspresikan ide/gagasan tentang bentuk benda yang diamatinya itu. Mungkin terjadi penyimpangan bentuk yang tidak sesuai dengan model yang digambarnya itu bukan suatu kesalahan. Dianjurkan guru sebelum menentukan kebijakan dalam mengkritisi atau menilai gambar buatan anak sebaiknya mempelajari dahulu perkembangan gambar anak dari berbagai jenjang usia. Pemilihan objek yang akan digambar harus terprogram secara sistematis pertama, benda yang digambar harus memiliki daya tarik bagi siswa, bentuknya dimulai dari bentuk yang sederhana seperti benda geometris sampai benda yang bentuknya yang komplek seperti rumah, sepeda, mobil dsb. Bahan dan alat yang diperlukan kertas gambar, benda/model yang akan digambar, pinsil hitam/pinsil warna/ballpoint/spidol, dsb. Prosedur pengerjaan Tempatkan benda/model yang akan digambar di tengah anak-anak yang akan menggambar, sehingga memungkinkan setiap siswa melihat model dengan jelas atau tidak terhalang. Anak-anak menggambar benda dengan mencontoh langsung benda yang dijadikan modelnya sesuai posisi mereka. Penyelesaian akhir gambar bisa hanya hitam putih, hanya dengan pinsil saja, dengan ballpoint, atau mungkin dengan pinsil warna. Anjurkan anak harus sering melihat objek gambar dan mengamatinya secara seksama, dan selalu dibimbing oleh guru. 1 xii. 2. Gambar Ilustrasi Peran gambar ilustrasi ialah untuk menjelaskan sesuatu, artinya dengan dibantu atau dilengkapi gambar ilustrasi memudahkan seseorang untuk menafsirkan konsep tertentu. Hal ini sejalan dengan pendapat di bawah ini Ilustrasi berasal dari bahasa Latin “illustrate”, yang berarti menerangi atau menghias. Kata yang bersumber dari bahasa Latin ini dapat pula berarti penghias atau pendukung dalam membantu proses pemahaman terhadap suatu objek. Dalam Seni Rupa, gambar ilustrasi dapat berarti gambar yang menghias dan membantu pemahaman terhadap sesuatu,… Kata ilustrasi dapat pula dipakai dalam seni Musik atau Seni Drama, yang berarti musik yang menghiasi atau membantu pemahaman terhadap sesuatu. Soegiarty, Tity, 2005 141 2 xii. Menggambar ilustrasi adalah kegiatan menggambar dengan tujuan untuk melengkapi suatu cerita, teks, atau sebagai penjelasan visual dari suatu bagian tulisan, atau ada pula karya ilustrasi berdiri sendiri tanpa disertai tulisan. Tulisan yang dimaksudkan bisa berupa cerita fiksi ataupun non fiksi pelajaran, ilmu pengetahuan. Bahan dan alat yang diperlukan kertas gambar, pinsil hitam, pinsil berwarna, spidol warna, tinta, cat air, kuas cat air. Prosedur pelaksanaan. Membuat rancangan gambar sesuai dengan tema. Misalnya kegiatan yang berhubungan dengan pelajaran. Rancangan dibuat dengan pinsil hitam pada kertas gambar. Penyelesaian akhir gambar seperti pada gambar bentuk atau gambar dekorasi. Gambar cukup hitam putih, menggunakan pinsil hitam atau tinta, dapat juga diselesaikan dengan menggunakan warna. Warna dapat diambil dari pinsil warna, spidol warna, atau cat air. 3. Gambar Model Menggambar model tidak jauh berbeda dengan menggambar bentuk. Perbedaannya hanya terletak pada objek benda yang digambar. Bila dalam menggambar bentuk kita kenal benda yang digambar adalah alam benda atau benda mati, sedangkan dalam kegiatan menggambar model benda yang digambar adalah makhluk hidup. Makhluk hidup bisa manusia atau binatang. Dianjurkan dalam belajar menggambar model objek benda yang digambar selalu ada di depan penggambar. Hal ini dimaksudkan agar bentuk benda yang digambar tidak menyimpang dari bentuk aslinya. Dalam tahapan belajar menggambar model dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya Pertama. belajar menggambar model dengan cara global, artinya, menggambar model dengan menggambar bentuk keseluruhan dari benda dengan tidak memperhatikan bentuk bagian. Kedua, dapat juga dilakukan dengan latihan menggambar bagian dari model yang dihadapi penggambar. Misalnya diawali dengan latihan menggambar tangan, kaki, 3 xii. kepala dan sebagainya, dilakukan secara bertahap. Ketiga, dapat juga dilakukan dengan cara mempelajari secara cermat tentang model yang akan digambar. Diawali dengan mengamati bentuk keseluruhan, proporsi atau perbandingan bagian anggota tubuh model, ciri-ciri atau karakteristik model. Cara-cara tersebut di atas dapat ditempuh oleh siapapun dalam berlatih menggambar model. Namun, harus selalu diingat cara mana yang akan dilakukan harus disesuaikan dengan tingkat kematangan atau usia peserta didik. Sebagai contoh, tidak ada salahnya bila siswa sekolah dasar diajak untuk belajar menggambar model, tetapi harus diingat tahapan kemampuan menggambar model siswa sesuai usianya. Karakter gambar model siswa sekolah dasar kelas tinggi atau kelas rendah tentu berbeda. 4. Gambar Ekspresi Setiap manusia memiliki berbagai reaksi manakala merespon sesuatu yang dihadapinya. Sesuatu yang sudah menyita perhatian seseorang akan memancing 4 xii. respon balik berupa tanggapan, seperti merasakan kesedihan, kegembiraan, keharuan, kebingungan. Respon balik yang terjadi dapat berupa sikap fisik manusia sendiri yang tampak seperti tertawa, marah, menangis, mengacungkan jempol, tepuk tangan dan sebagainya. Bagi kelompok tertentu respon balik ini bisa berbentuk ungkapan kreatif dalam bentuk karya seni diantaranya lewat coretan garis atau menggambar. Gambar seperti ini disebut gambar ekspresi. “Ekspresi dipergunakan untuk menyebutkan reaksi-reaksi emosional yang langsung, namun bentuk-bentuk yang dicapai melalui aturan–aturan yang ketat pun merupakan suatu cara berekspresi” Herbert Read dalam Soedarso SP., 20005 Kegiatan menggambar ekspresif lebih mengutamakan pengungkapan emosi yang dicurahkan dalam bentuk karya gambar. Dalam karya gambar ekspresif mengabaikan kemiripan akan objek yang digambar, tetapi lebih mengutamakan perasaan, keinginan pribadi penggambar yang bukan mustahil menghasilkan gambar yang kreatif sesuai dengan keinginannya. Dalam berkarya seniman atau penggambar termasuk anak tidak dibatasi oleh suatu teknis yang baku. Yang jelas karya ekspresi akan mewakili perasaan seniman atau anak untuk menanggapi sesuatu sesuai keinginan pribadinya. “ Karya Ekspresionistik dalam seni merefleksi secara emosional terhadap realitas tau kenyataan. Imej atau gambaran secara visual biasanya merupakan rekaman simbolik dari perasaan sang artis atau seniman berupaya menyatakan secara langsung dan penuh makna. Terkadang schok, sentimental atau romantik adalah gaya mengekspresikan realitas perasaan pribadi kita tentang alam dan kondisi manusia.” Laura Chapman, 1978 41 Anak kelas rendah termasuk anak usia TK cenderung lebih menyukai gambar ekspresif. Mereka menggambar dengan tidak menghiraukan kemiripan, harmoni, proporsi dan sebagainya. Cenderung dalam gambar terjadi distorsi, perubahan, pewarnaan yang bebas, penggubahan bentuk yang tidak menjadi penghambat dalam berkarya. Malahan bila diamati dari sudut pandang lain, justru menjadi ciri yang menarik dari gambar anak. Mereka melepaskan diri dari unsur kasat mata, mereka bebas berkarya. 5 xii. Sejalan dengan pendapat Van Gelder dan Van Praag yang mengatakan sebagai berikut Eksrpesi kerupaan yang kepenghayatan kepribadian sendirinya berdominasi di atas kepenghayatan berdasarkan keterlihatan nyata, kita beri nama ekspresionistis. Arahan kepenghayatan inilah yang menjadi landasan ideoplastik. Bagi pemilihan media kerupaan tidaklah penting, apakah bentuk nyata yang tergambar itu bias dikenali kembali, melainkan hanya apakah kepenghayatan ke-akuan tercapai. Gelder, 1990 52 5. Gambar Dekoratif Menggambar dekoratif ialah kegiatan menggambar hiasan ornamen pada kertas gambar, atau pada benda tertentu. Sifat dekoratif pada gambar menunjukkan fungsi gambar sebagai hiasan motif hias. Bahan dan alat yang diperlukan kertas gambar, pewarna, kuas, pinsil hitam/pinsil warna/spidol. Bentuk gambar diantaranya geometris, stilasi, deformasi, atau bentuk realistis. 6 xii. Prosedur pelaksanaannya Buat rancangan atau gambar berupa motif hias/ornamen pada kertas yang sudah disediakan atau benda 3 dimensi tertentu. Motif hias bisa berupa stilasi dari alam fauna, flora, alam benda, abstrak, atau geometris. Penyelesaian akhir gambar seperti pada gambar bentuk, hanya hitam putih saja, atau berwarna. Warna-warna yang digunakan bisa diambil dari pewarna buatan, atau pewarna alam. B. MENCETAK Karya gambar yang akan disajikan dalam modul ini meliputi; 1. Cetak Penampang Bahan dan alat yang diperlukan kertas, pewarna, pelepah daun, buah, daun-daunan, umbi-umbian, belimbing atau umbi dan buah yang memiliki penampang menarik, pisau, alas pewarna, spon/busa, kapas, dan koran bekas. Proses pengerjaannya 7 xii. Pilihlah penampang apa yang akan dijadikan acuan cetaknya pelepah daun atau buah-buahan. Pelepah daun yang sering dijadikan acuan cetak adalah pelepah daun pisang, pelepah daun talas, pelepah daun pepaya. Buah belimbing dapat pula dijadikan sebagai acuan cetak. Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau. Arah potongan bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata. Kerataan permukaan potongan sangat menentukan hasil cetakannya. Siapkan pewarna. Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan bahan acuan cetaknya. Bila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan, cukup disediakan serbuk pewarna saja. Pewarna akan menjadi cair setelah bersatu dengan cairan acuan cetak. Akan tetapi bila acuan cetaknya tidak mengeluarkan cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang sudah dicampur dengan air. Pewarna serbuk, cukup disebarkan pada alas warna yang bentuknya datar dan rata misalnya kaca, formica, lembaran plastik, piring. Penampang acuan cetak yang mengandung cairan digosok-gosokan pada serbuk warna yang ditaburkan di alas hingga rata, maka terjadilah warna yang siap pakai. Pewarna cair dapat dipulaskan pada busa/spon, atau pada kapas. Mencetakkan acuan cetak. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan ikutilah petunjuk ini. 1. Penampang acuan cetak yang masih basah tekankan pada pewarna yang ada pada alas warna tadi. 2. Selanjutnya tempelkan sambil ditekan acuan cetak tersebut pada kertas yang sudah diletakkan di atas koran. 3. Kemudian angkat acuan cetaknya. Gambar acuan cetak akan tertera pada kertas. Untuk membuat bentuk/gambar yang sama, lakukan kegiatan seperti yang dilakukan sebelumnya beberapa kali bergantung kebutuhan pada kertas yang sama atau yang lain. Acuan cetak yang sudah kering tidak mengeluarkan cairan, pengisian warnanya harus dengan cara menempelkan acuan cetak tersebut pada spon/busa, atau kapas yang sudah diisi pewarna. Pencetakannya sama seperti pada 8 xii. pencetakkan acauan cetak sebelumnya. Demikian pula 9 pengulangan pencetakkannya. Perlu diperhatikan agar pewarna yang menempel pada acuan cetak tidak berlebihan, tidak pula kekurangan. Bila hal ini terjadi, hasil cetakannya tidak akan memuaskan. Proses pencetakkan daun-daunan dilakukan sebagai berikut Pilihlah bentuk daun yang menarik serta ukurannya tidak terlalu lebar. Siapkan pewarna pada alas warna seperti pada cetak penampang. Usahakan agar keadaan pewarna pada alas merata keadaannya, serta tidak terlalu encer. Tempelkan permukaan daun tadi serata mungkin pada alas pewarna. Selanjutnya permukaan daun yang sudah berwarna tadi tempelkan pada kertas yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Gosoklah permukaan daun itu dengan hati-hati. Agar aman dan leluasa menggosok, simpanlah kertas di atas permukaan daun tersebut. Bila mencetakkannya sempurna, bentuk daun serta warna yang dipilih akan tergambarkan pada kertas. 2. Cetak Umbi-umbian Pada cetak umbi-umbian, kita harus membuat acuan cetak terlebih dahulu. Umbi-umbian yang biasa digunakan untuk acuan cetak diantaranya adalah ubi jalar, kentang, talas, wortel, ketela pohon. Proses kerjanya sebagai berikut Potonglah umbi yang sudah dipilih untuk acuan cetak serata mungkin. Buatlah gambar/bentuk pada permukaan potongan yang rata tadi. Selanjutnya hilangkan atau rendahkan bagian permukaan yang nantinya tidak akan memindahkan gambar/bentuk dengan jalan mengerat atau menorehnya. Siapkan pewarna sebelum melakukan pencetakkan. Namun sebaiknya lihat kembali proses pencetakan penampang yang basah dan yang kering. Pada cetak umbi-umbian-pun berlaku hal seperti itu, karena ternyata ada umbi- xii. 1 0 umbian yang masih mengandung cairan dan sebaliknya. Oleh sebab itu untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang masih basah, gunakan serbuk warna. Sedangkan untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang sudah kering, pewarna harus dicampur dahulu dengan air. Sekali lagi tata cara pencetakkannya lihat proses cetak penampang. Perlu diperhatikan agar pada proses cetak ini penampang, daun-daunan, dan umbi-umbian, digunakan alas yang agak empuk. Alas yang keras kurang baik hasilnya. 3. Cetak sablon Alat dan bahan yang dibutuhkan pisau, cutter, gunting, kuas, kapas, spon/busa, sisir, sikat gigi, kertas, pewarna, koran bekas, dan tempat pewarna. Proses pengerjaannya Membuat acuan cetak dari kertas buatlah gambar/bentuk untuk acuan cetaknya. Torehlah kontur/pinggir gambar tadi sampai tembus. Acuan cetak ini dapat pula dengan cara mengambil daun-daunan yang memiliki bentuk menarik dan ukuran yang sesuai dengan ukuran bidang gambar. Siapkan pewarna. Buatlah campuran warna pada tempat yang disediakan. Pewarna pada proses sablon ini sama dengan pewarna yang digunakan pada proses cetak sebelumnya. Kita dapat menggunakan cat air, ontan/sepuhan, pewarna kue cair, atau pewarna alam yang sudah disebutkan sebelumnya. Letakkan acuan cetak di atas kertas yang masih utuh. Acuan cetak harus menempel serapat-rapatnya agar tidak terjadi kebocoran pada saat pemulasan/pencetakkan. Sebaiknya kertas tersebut dialasi kertas koran. Ambil kuas, celupkan ke pewarna, selanjutnya pulaskan pada acuan yang ditoreh tadi. Bila pewarnaan menggunakan kapas atau spon yang dicelupkan pada pewarna, tentu saja tidak dipulaskan seperti kuas namun kapas atau spon itu ditekan-tekankan pada lubang acuan cetaknya. xii. 1 1 Cara sederhana lainnya kita gunakan sikat gigi dan sisir untuk memberi warna hasil cetakan. Dengan menggosokkan sikat gigi yang terlebih dahulu dicelupkan ke pewarna pada sisir, akan terjadi cipratan pewarna yang akan melalui lubanglubang acuan cetaknya. Hasil cetak berwarna pada proses ini dapat diatur pada saat memulaskan atau menyemprotkan pewarna. Bidang mana serta warna apa yang dipilih bergantung pada pilihan masing-masing. 4. Monoprint Alat dan bahan yang diperlukan rol karet, pewarna, alas pewarna kaca, permukaan benda yang rata dan licin, dan kertas. Prosedur pengerjaan Siapkan pewarna. Pewarna pada proses monoprint biasanya lebih kental dan agak lengket bila dibanding dengan pewarna yang digunakan pada proses cetak lainnya. Pewarna yang berbentuk serbuk ontan/sepuhan ditaburkan di atas alas pewarna yang permukaannya datar dan ukurannya cukup lebar, campurkan sedikit air dan tambahkan glycerine beberapa tetes diaduk dengan rol karet/plastik digelindingkan hingga rata. Siapkan pula rol karet/plastik sederhana bisa dibuat dari bahan yang sederhana pula. Caranya sebagai berikut siapkan slang plastik yang berdiameter ¾ inchi sepanjang 15 cm, isi bagian dalam slang itu dengan kayu yang bulat lubangi masing-masing ujung kayu itu ditengahnya setelah sebelumnya dirapikan dahulu potongannya, gunakan kawat jemuran yang agak besar untuk as dan sekaligus pegangan rol tersebut. Setelah keadaan pewarna cukup merata pada alasnya, simpan kertas kosong di atasnya. Jangan ditekan. Gambari kertas tersebut dengan benda yang agak runcing, pinsil, ballpoint, atau yang lainnya. Tekanan benda tadi akan mengakibatkan warna yang ada pada alas pewarna akan berpindah menempel pada kertas. Gambar yang terjadi akan terbalik keadaannya. xii. 1 2 C. M3 MELIPAT, MENGGUNTING, MENEMPEL 1. Kolase Bahan dan alat yang diperlukan kertas gambar, kertas warna, kertas limbah, bahan alam, potongan kain, lem, pinsil, gunting, atau/dan cutter. Prosedur pengerjaan Buatlah rancangan/gambar yang akan diselesaikan dengan kolase pada kertas gambar yang disediakan. Jiplakkan bentuk/gambar pada warna sesuai pilihan, potong/gunting secermat mungkin. Kemudian tempelkan bentuk/gambar tersebut menggunakan lem pada tempat yang sudah dirancang tadi. Warna yang digunakan dapat diambil dari kertas warna, potongan kain, limbah percetakan, limbah alam daun, kulit pohon dan sebagainya. 2. Montase Bahan dan alat yang diperlukan gambar dari majalah/koran/kalender bekas, atau reproduksi potret, gunting, cutter, lem. Prosedur pengerjaan Potonglah gambar-gambar atau reproduksi potret dari majalah, poster, kalender atau lainnya mengikuti kontur gambar/potret tersebut. Gambar yang dipotong mungkin hanya bagian tertentu saja. Susunlah hasil guntingan tadi berdasarkan kreasi masing-masing, pada kertas gambar yang sudah disediakan. Susunan gambar tadi akan menghasilkan suatu susunan bentuk yang baru, dan kadang-kadang aneh, lucu, dan fantastik. Penyusunannya menggunakan lem. Untuk memberikan kesan gambar yang artistik dan fantastik, gambar montase ini bisa dilengkapi dengan goresan spidol warna, atau pulasan cat air pada bagian tertentu yang dianggap perlu. 3. Mozaik xii. 1 3 Bahan pokok yang dapat dimanfaatkan untuk membuat mosaik ini sangat beragam. Bahan tersebut misalnya potongan kertas, lempengan kayu, kaca, potongan keramik, marmer, biji-bijian, batu-batuan. Alat yang digunakan untuk mengerjakan bahan tersebut disesuaikan dengan jenis bahan yang akan ditempelkan, misalnya triplekss atau karton sebagai bidang dasar, pensil untuk merancang pola gambar, lem kertas, aibon, lem putih/kayu, cutter pisau. Prosedur pengerjaan Buat rancangan, gambar pada kertas yang disediakan. Sediakan bahan yang akan ditempelkan. Tempelkanlah bahan-bahan yang sudah disediakan itu pada tempat yang sudah dirancang. Perlu diingat bahwa ukuran dari bahan yang ditempelkan umumnya sama. Pada satu hasil karya mosaik, mungkin saja ada beberapa kelompok ukuran. Proses pengerjaannya Pilihlah penampang apa yang akan dijadikan acuan cetaknya pelepah daun atau buah-buahan. Pelepah daun yang sering dijadikan acuan cetak adalah pelepah daun pisang, pelepah daun talas, pelepah daun pepaya. Buah belimbing dapat pula dijadikan sebagai acuan cetak. Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau, cutter atau silet. Arah potongan bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata. Kerataan permukaan potongan sangat menentukan hasil cetakannya. Siapkan pewarna. Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan bahan acuan cetaknya. Bila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan, cukup disediakan serbuk pewarna saja. Pewarna akan menjadi cair setelah bersatu dengan cairan acuan cetak. Akan tetapi bila acuan cetaknya tidak mengeluarkan cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang sudah dicampur dengan serbuk, cukup disebarkan pada alas warna yang bentuknya datar dan rata misalnya kaca, formica, lembaran plastik, piring. Penampang acuan cetak yang mengandung cairan digosok-gosokan xii. 1 4 pada serbuk warna yang ditaburkan di alas hingga rata, maka terjadilah warna yang siap pakai. Pewarna cair dapat dipulaskan pada busa/spon, atau pada kapas. Mencetakkan acuan cetak. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan ikutilah petunjuk ini. Penampang acuan cetak yang masih basah tekankan pada pewarna yang ada pada alas warna tadi. Selanjutnya tempelkan sambil ditekan acuan cetak tersebut pada kertas yang sudah diletakkan di atas koran. Kemudian angkat acuan cetaknya. Gambar acuan cetak akan tertera pada kertas. Untuk membuat bentuk/gambar yang sama, lakukan kegiatan seperti yang dilakukan sebelumnya beberapa kali bergantung kebutuhan pada kertas yang sama atau yang lain. Acuan cetak yang sudah kering tidak mengeluarkan cairan, pengisian warnanya harus dengan cara menempelkan acuan cetak tersebut pada spon/busa, atau kapas yang sudah diisi pewarna. Pencetakannya sama seperti pada pencetakkan acauan cetak sebelumnya. Demikian pula pengulangan pencetakkannya. Perlu diperhatikan agar pewarna yang menempel pada acuan cetak tidak berlebihan, tidak pula kekurangan. Bila hal ini terjadi, hasil cetakannya tidak akan memuaskan. Proses pencetakkan daun-daunan dilakukan sebagai berikut Pilihlah bentuk daun yang menarik serta ukurannya tidak terlalu lebar. Siapkan pewarna pada alas warna seperti pada cetak penampang. Usahakan agar keadaan pewarna pada alas merata keadaannya, serta tidak terlalu encer. Tempelkan permukaan daun tadi serata mungkin pada alas pewarna. Selanjutnya permukaan daun yang sudah berwarna tadi tempelkan pada kertas yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Gosoklah permukaan daun itu xii. 1 5 dengan hati-hati. Agar aman dan leluasa menggosok, simpanlah kertas di atas permukaan daun tersebut. Bila mencetakkannya sempurna, bentuk daun serta warna yang dipilih akan tergambarkan pada kertas. Pada cetak umbi-umbian, kita harus membuat acuan cetak terlebih dahulu. Umbi-umbian yang biasa digunakan untuk acuan cetak diantaranya adalah ubi jalar, kentang, talas, wortel, ketela pohon. Proses kerjanya sebagai berikut Potonglah umbi yang sudah dipilih untuk acuan cetak serata mungkin. Buatlah gambar/bentuk pada permukaan potongan yang rata tadi. Selanjutnya hilangkan atau rendahkan bagian permukaan yang nantinya tidak akan memindahkan gambar/bentuk dengan jalan mengerat atau menorehnya. Siapkan pewarna sebelum melakukan pencetakkan. Namun sebaiknya lihat kembali proses pencetakan penampang yang basah dan yang kering. Pada cetak umbi-umbian-pun berlaku hal seperti itu, karena ternyata ada umbiumbian yang masih mengandung cairan dan sebaliknya. Oleh sebab itu untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang masih basah, gunakan serbuk warna. Sedangkan untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang sudah kering, pewarna harus dicampur dahulu dengan air. Sekali lagi tata cara pencetakkannya lihat proses cetak penampang. Perlu diperhatikan agar pada proses cetak ini penampang, daun-daunan, dan umbi-umbian, digunakan alas yang agak empuk. Alas yang keras kurang baik hasilnya. RANGKUMAN Kegiatan berkarya seni rupa yang umum dilaksanakan di sekolah dasar adalah menggambar, mencetak dan M3 melipat, menggunting, menempel. Masing masing kegiatan memiliki beberapa kegiatan lainnya sebagai variasi pembelajaran praktek berkarya seni rupa. Karya-karya yang di maksud adalah xii. 1 6 Menggambar, terdiri dari a Gambar Ilustrasi, b Gambar Model, d , Gambar Ekspresi dan c Mengambar Dekoratif. Mencetak, terdiri dari a Cetak Penampang, b Cetak Umbi-umbian, c Cetak sablon dan d Monoprint M3 Melipat, Menggunting, Menempel, terdiri dari a Kolase, b Montase dan c Mozaik Test Formatif 1 Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan 1. Kegiatan menggambar dengan meniru kemiripan bentuk benda model yang disimpan di depan penggambar adalah menggambar…… a. bentuk c. ekspresi b. model d. ilustrasi 2. Peran gambar ini ialah untuk menjelaskan sesuatu, artinya dengan dibantu atau dilengkapi gambar ini memudahkan seseorang untuk menafsirkan konsep tertentu. Jenis gambar yang dimaksud adalah gambar …….. a. bentuk c. ekspresi b. model d. ilustrasi 3. Kegiatan menggambar manusia atau binatang, maka kegiatan ini disebut kegiatan menggambar…………… a. bentuk c. ekspresi b. model d. ilustrasi 4. Kegiatan menggambar yang lebih mengutamakan pengungkapan emosi yang dicurahkan dalam bentuk karya gambar adalah kegiatan menggambar…….. a. bentuk c. ekspresi b. model d. ilustrasi 5. Kegiatan menggambar hiasan ornamen pada kertas gambar, atau pada benda tertentu adalah kegiatan menggambar…… a. bentuk c. dekorasi b. model d. ilustrasi 6. Kegiatan mencetak dengan menggunakan ubi jalar, kentang, talas, wortel, ketela pohon sebagai acuan cetaknya adalah a. cetak umbi-umbian c. cetak penampang b. monoprint d. cetak sablon 7. Bahan dan alat yang diperlukan kertas, pewarna, pelepah daun, buah, daundaunan, umbi-umbian, belimbing atau umbi dan buah yang memiliki permukaan potongan yang menarik, pisau, alas pewarna, spon/busa, kapas, dan koran bekas digunakan pada kegiatan ………… xii. 1 7 a. cetak umbi-umbian c. cetak penampang b. monoprint d. cetak sablon 8. Teknik cetak dengan merintangi bidang gambar termasuk teknik…. a. cetak umbi-umbian c. cetak penampang b. monoprint d. cetak sablon 9. Kegiatan berkarya seni rupa M3 menggunting, melipat dan menempel yang umum dilakukan pada pembelajaran seni rupa di Sekolah Dasar adalah….. a. Mozaik, Kolase, Origami c. Mozaik, Kolase, Montase b. Montase, Kolase, Origami d. Mozaik, Kolase, Monoprint 10. Potonglah gambar-gambar atau reproduksi potret dari majalah, poster, kalender atau lainnya mengikuti kontur gambar/potret tersebut. Susunlah hasil guntingan tadi berdasarkan kreasi masing-masing, pada kertas gambar yang sudah disediakan. Kegiatan berkarya seni ini adalah kegiatan berkarya seni….. a. Mozaik c. Kolase b. Montase d. Monoprint Untuk melihat kemampuan Anda, coba cocokan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat pada akhir Bahan Belajar Mandiri ini. Kemudian hitunglah jawaban Anda yang benar dan gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap Materi Kegiatan Pembelajaran ini. Rumus Tingkat penguasaan= Jumlah Jawaban Anda yang benar x 100% 10 Arti tingkat penguasan yang Anda capai 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Catatan Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran selanjutnya, tetapi bila tingkat penguasan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.